Hari ini tepatnya Senin tanggal
23 Pebruari 2015 adalah hari yang penuh dengan suka cita. Keceriaan tampak dari
semua rekan-rekan kelasku begitupun denganku. Betapa tidak, hari ini kami semua
teman-teman yang dikelas dinyatakan lulus 100% dari total 40 mahasiswa. Satu tahapan
yang telah kami lewati bersama untuk melangkah bersama memasuki semester
selanjutnya.
Tidak seperti pada semester-semester
sebelumnya, pada akhir semester V ini pengumuman kelulusan dibacakan disetiap
kelas masing-masing. Pengumuman kelulusan dikelas kami (kelas B) disampaikan
oleh salah seorang Dosen sekaligus beliau sebagai Wakil Ketua II STPP Malang. Tidak
ada yang lebih seru, kecuali pada saat Dosen akan membacakan 3 nama yang meraih
nilai tertinggi diantara 40 orang mahasiswa. Peringkat pertama
dibacakan......dan satu nama dibacakan. Selanjutnya peringkat kedua dibacakan
dan satu nama sudah dibacakan. Kini tiba saatnya untuk membacakan siapa yang
meraih peringkat ke-3.
Suasana semakin riuh ketika Dosen
mulai mengatakan “peringkat 3....” namun nama mahasiswa diurutan ke-3 tersebut belum
disebutkan. Saya yang kebetulan duduk dibangku pada barisan kedua, hanya
mengamati Dosen yang ada didepan yang sementara memperhatikan kertas yang
dipegangnya. Dan memang urutan nilai tertinggi belum disusun secara berurutan,
sehingga Dosen harus melihat lagi siapa yang memiliki nilai tertinggi
berikutnya. Namun, teman-teman seakan-akan sudah memprediksi siapa nama yang
akan dibacakan selanjutnya. Mulai terdengar satu persatu mereka menyebut satu
nama. Entah yang apa yang ada dalam benak mereka, namun mereka secara serempak
tetap menyebut nama itu secara berulang-ulang. Nama yang memang tidak asing
ditelinga saya karena nama yang mereka sebutkan adalah nama saya. :)
Selang beberapa saat, Dosen yang
ada didepan mulai melanjutkan untuk menyebutkan siapa nama yang memiliki nilai
tertinggi berikutnya. Ketika Dosen menyebutkan bahwa yang memiliki nilai
tertinggi ke-3 adalah nama saya, spontan saja suasana kelas menjadi ramai dan
bersorak kegirangan. Saya hanya tersenyum dan sama sekali tidak menyangka bahwa
ternyata nama saya yang disebut.
Sekilas saya melirik ke salah
satu teman saya yang kebetulan tempat duduknya agak berjauhan dengan saya. Sejak
2 nama yang dibacakan sebelumnya, tidak ada keceriaan yang tampak diwajahnya,
entah karena bukan namanya yang disebutkan. Hingga pada saat nama peringkat yang
ke-3 dibacakan, dia semakin menunjukkan wajah yang dingin tanpa ekspresi
sedikitpun. Teman-teman yang lain pun seolah tidak mempedulikan dia yang dari
tadi hanya duduk terdiam dikursinya.
Kini tiba saatnya 3 orang yang
sudah disebutkan namanya tadi untuk maju kedepan kelas. Kamipun maju kedepan
dan ternyata sang Dosen pengen memberikan sesuatu kepada kami bertiga sebagai
bentuk ungkapan rasa kasih sayang beliau kepada kami bertiga dan tentu saja kepada
kami semua yang ada di kelas.
Saya menyadari bahwa apa yang
telah saya dan dua teman lain raih pada hari ini merupakan prestasi
yang diperoleh berkat motivasi dan bantuan semua teman-teman. Sebagai ungkapan rasa
bahagia dan terima kasih kepada semua teman-teman, kami bertiga mengajak semua
teman-teman untuk “menghabiskan” apa yang tadi diberikan oleh Dosen di kelas.
Tidak begitu besar, namun sekecil apapun itu akan menjadi lebih nikmat ketika
dirasakan bersama-sama.
Untuk urusan makan-makan, teman-teman
di kelas kami???? Jangan tanya lagi, Hehe.....:)
Secara pribadi saya mau
menyampaikan bahwa kalian semua adalah sahabat-sahabatku yang tidak akan pernah
pernah saya lupakan. Keberhasilan saya hari ini adalah keberhasilan kalian
semua. Berkat dukungan kalian semua, saya bisa meraih prestasi ini.
Terima kasih pula buat istriku tersayang
yang selalu mendampingi saya hingga saat ini. Yang terus memberiku motovasi
untuk belajar. Dan alhamdulillah....istri saya juga meraih prestasi yang sama
yang kebetulan ada di kelas lain. :)
Ya Allah.....masukkanlah saya,
istriku dan sahabat-sahabatku dalam golongan orang-orang yang selalu bersyukur
atas segala nikmat-Mu. Aamiin...
(AF)
mantap bro...
BalasHapusitu lah bentuk ungkapan tulus dari teman2 kelas, "spontan".. ya ungkapan itu mengalir lepas tak terbendung, tak peduli ada yang kecewa atau apala itu...
mungkin ada yang kecewa, jengkel atau bahkan marah karena harapannya tak kesampaian tapi mau bilang apa..?? ibarat siapa menabur maka dia yang akan menuai..
Bagi saya, ilmu itu belum dapat kita ciptakan sendiri,, ilmu yg kita pelajari selama ini adalah hasil temuan orang laen, hasil pemikiran orang jadi apa salahnya klo kita saling berbagi..?? tidak dosa juga saya pikir.. justru mungkin pahalanya semakin besar.. (su kaya ulama kasih ceramah..??? hehe ) so tetap lah menjadi diri mu apa adanya my friend.. good bless for you & your family..
Thanks my brother. Saat-saat seperti inilah yang akan menjadi sejarah kelak ketika kita semua sudah berpencar dan kembali ke daerah masing-masing.
HapusSemoga persaudaraan diantara kita semua akan tetap terjalin hingga akhir hayat. :)