Jumat, 24 Juli 2015

Untukmu Wahai Istriku

Tak terasa hari ini genap 9 tahun kita membina rumah tangga. Tak terasa pula kita sudah dikarunia 4 orang putri.
Istriku, ijinkan aku untuk menulis ini di hari ulang tahun pernikahan kita. Semoga engkau meluangkan waktu untuk membacanya.

Wahai istriku…, kutulis surat ini dengan rasa cinta dan kasih sayang kepadamu. Semoga Allah senantiasa menjagamu. 
Istriku, ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan aku hanya ingin memberi tahu perasaan ku saat ini..... mungkin berjuta-juta kata tidak bisa untuk mengungkapkan rasa kagum ini kepada mu dan banyaknya rasa syukur didalam dada ini, yang tidak bisa aku utarakan kepada mu. 
Betapa beruntungnya diriku memperoleh dirimu disisiku. Aku sangat malu ketika engkau begitu tulus melayani dan mendampingi. Engkau adalah perhiasan yang aku miliki dan maafkan aku jika tidak dapat menjagamu..
Sungguh engkau ibu yang terbaik bagi anak-anakku dan maafkan aku perlakukan dirimu tidak sebaik-baiknya, karena aku menyakitimu dengan cintaku....dan engkau mengerjakan yang seharusnya tidak engkau kerjakan.
Istriku, engkau adalah guru bagi anak anak dalam rumahku sementara kubiarkan engkau kerjakan semua pekerjaan rumah sendiri sebenarnya aku malu tidak dapat membantumu dalam hal ini.
Wahai istriku, ijinkan aku untuk memohon maaf untuk sebuah kewajiban yang harus ku tunaikan sebagai suami namun tidak dapat memenuhinya, sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga, namun aku tak mampu memimpin dengan tegas, begitu takut diriku ketika ditanya tentang kepemimpinanku kelak....,

Wahai istriku,aku telah berusaha menjadi suami yang baik, yang menyayangimu namun maafkan jika diriku telah tergelincir.... Kecenderunganku telah melupakan segalanya...
Aku tidak bisa manjadi seperti seorang suami yang engkau dambakan...ketika aku telah melewatkan malam- malam tanpa shalat malam.

Wahai istriku, maafkan aku selalu menuntut engkau tampil rapih, wangi dihadapan diriku. Sementara perhatianmu lebih mengutamakan kepada putri-putriku, maakan aku jika engkau diperlakukan tidak menyenangkan....

Wahai istriku, maafkan jika engkau melihat dari sikap diriku dan memaksa dirimu mendengarkan hasrat kecenderunganku...itu semata ingin sekali melihat rasa cemburumu sebagai bukti rasa cintamu padaku. Yang dengan itu, aku berusaha menjaga dan mencintaimu, semoga dengan sebab kecemburuanmu menjadi sebab terjaganya diriku,

Wahai istriku, engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga bagi diriku, sosok yang luar biasa dan perkasa, ketaatanmu yang membuat diriku tambah mencintai dirimu.

Wahai istriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu begitu terasa oleh diriku. Wahai istriku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan masukkanmu kedalam surga-Nya.
"Wahai istriku, diriku telah keliru, hakmu yang terlalaikan, untuk itu jangan engkau ragu untuk menasehatiku,
Wahai istriku, maafkan aku sebagai suami. Sebenarnya aku ingin mengajarkan perkara agama kepada dirimu, tentang permasalahan tauhid, sholat, puasa dan permasalahan agama yang lainnya, namun pemahaman agamaku sangat lemah, aku tahu hal ini adalah diantara kewajibanku sebagai seorang suami,

Wahai istriku, doakan aku agar selalu melangkahkan kaki ini, mengerahkan tenaga mencari rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku, sebagai tanggung jawab seorang suami untuk menafkahi anak dan dirimu,

Wahai istriku, sesungguhnya diri ingin selalu berusaha bergaul dengan pergaulan yang baik dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan tutur kata yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap yang baik dan menjaga perasaanmu. 
Wahai istriku, maafkan suamimu ini jika masih jauh dari hal itu, dan aku memohon doa agar aku mampu berusaha berbuat yang terbaik untuk dirimu.

Wahai istriku, sungguh aku berterimakasih engkau telah menyayangi dan merawat ibuku dikala beliau sedang sakit. Engkau mencintai seperti aku mencintainya, engkau berlaku lemah lembut kepadanya, karena itu aku yakin engkau akan disayangnya melebihi kasih sayangku.
Duhai istriku....engkaulah ratu bidadari surgaku.
Wassalam.

Sabtu, 16 Mei 2015

Auliani Putri Kumala

Tepat 4 tahun yang lalu tanggal 16 Mei 2011, kau terlahir di dunia. Engkau adalah bidadari kecil yang terlahir sempurna dan menjadi adik dari kedua kakakmu Rizqiyah Forestryani (Qya) dan Dwi Wahyuningsih (Ayu). Tak terasa sudah 4 tahun berlalu dan kini kamu terus tumbuh menjadi seorang anak yang periang. Tiada hari tanpa melihat keceriaan yang selalu kamu tunjukkan. Kadang nakal, usil dan susah diatur, tapi itulah kamu dan Ayah dan Ibu mengerti itu. 
Hari ini, genap 4 tahun usiamu dan sebentar lagi kamu akan mulai memasuki bangku sekolah di TK. Tidak ada yang dapat Ayah dan Ibu berikan saat ini. Namun Ayah dan Ibu terus berdoa, semoga kelak kamu menjadi anak yang dapat membahagiakan kedua orang tua, membahagiakan orang lain dan tentu saja menjadi anak yang sholeha.

Dihari yang berbahagia ini, Ayah dan Ibu ingin mempersembahkan sebuah puisi buatmu.

Anakku...
Kau adalah permata terindah dalam hidupku
Tiada yang lebih membuatku bahagia selain hadirmu
Karena kau adalah berkat Tuhan dalam hidupku
Anakku...
Senyummu, tawamu, candamu begitu menghiburku
Hilang semua penat ketika kau hadir
Semangatku bekerja menjadi lebih berkobar
Anakku...
Kuberikan nama indah untukmu
Itu adalah doa, harapan dan cintaku untukmu
Ku ingin kau seperti itu saat dewasa nanti
Anakku...
Aku tak berharap kau membalas semua yang telah kulakukan untukmu
Aku hanya ingin kau mencintaiku seperti aku sangat mencintai
Anakku...
Jika dewasa nanti, jadilah orang yang berguna dan mandiri
Aku tak ingin hidupmu menyusahkan siapapun
Karena itu semua yang kau butuhkan telah aku persiapkan.
Anakku...
Apapun yang terjadi di hidup ini teruslah melangkah
Jangan berhenti karena halangan
Sebab kau pasti bisa melalui itu semua
Dengan teguh pada iman dan percaya pada kelebihanmu
Anakku...
Aku tak akan pernah melupakanmu atau meninggalkanmu
Karena kaulah nafasku, hidupku dan pelitaku
Dan aku rela berkorban untuk kebahagiaanmu
Karena aku sangat mencintaimu

Selasa, 24 Februari 2015

Kebahagiaan Di Akhir Semester



Hari ini tepatnya Senin tanggal 23 Pebruari 2015 adalah hari yang penuh dengan suka cita. Keceriaan tampak dari semua rekan-rekan kelasku begitupun denganku. Betapa tidak, hari ini kami semua teman-teman yang dikelas dinyatakan lulus 100% dari total 40 mahasiswa. Satu tahapan yang telah kami lewati bersama untuk melangkah bersama memasuki semester selanjutnya.
Tidak seperti pada semester-semester sebelumnya, pada akhir semester V ini pengumuman kelulusan dibacakan disetiap kelas masing-masing. Pengumuman kelulusan dikelas kami (kelas B) disampaikan oleh salah seorang Dosen sekaligus beliau sebagai Wakil Ketua II STPP Malang. Tidak ada yang lebih seru, kecuali pada saat Dosen akan membacakan 3 nama yang meraih nilai tertinggi diantara 40 orang mahasiswa. Peringkat pertama dibacakan......dan satu nama dibacakan. Selanjutnya peringkat kedua dibacakan dan satu nama sudah dibacakan. Kini tiba saatnya untuk membacakan siapa yang meraih peringkat ke-3.
Suasana semakin riuh ketika Dosen mulai mengatakan “peringkat 3....” namun nama mahasiswa diurutan ke-3 tersebut belum disebutkan. Saya yang kebetulan duduk dibangku pada barisan kedua, hanya mengamati Dosen yang ada didepan yang sementara memperhatikan kertas yang dipegangnya. Dan memang urutan nilai tertinggi belum disusun secara berurutan, sehingga Dosen harus melihat lagi siapa yang memiliki nilai tertinggi berikutnya. Namun, teman-teman seakan-akan sudah memprediksi siapa nama yang akan dibacakan selanjutnya. Mulai terdengar satu persatu mereka menyebut satu nama. Entah yang apa yang ada dalam benak mereka, namun mereka secara serempak tetap menyebut nama itu secara berulang-ulang. Nama yang memang tidak asing ditelinga saya karena nama yang mereka sebutkan adalah nama saya. :)
Selang beberapa saat, Dosen yang ada didepan mulai melanjutkan untuk menyebutkan siapa nama yang memiliki nilai tertinggi berikutnya. Ketika Dosen menyebutkan bahwa yang memiliki nilai tertinggi ke-3 adalah nama saya, spontan saja suasana kelas menjadi ramai dan bersorak kegirangan. Saya hanya tersenyum dan sama sekali tidak menyangka bahwa ternyata nama saya yang disebut.
Sekilas saya melirik ke salah satu teman saya yang kebetulan tempat duduknya agak berjauhan dengan saya. Sejak 2 nama yang dibacakan sebelumnya, tidak ada keceriaan yang tampak diwajahnya, entah karena bukan namanya yang disebutkan. Hingga pada saat nama peringkat yang ke-3 dibacakan, dia semakin menunjukkan wajah yang dingin tanpa ekspresi sedikitpun. Teman-teman yang lain pun seolah tidak mempedulikan dia yang dari tadi hanya duduk terdiam dikursinya.
Kini tiba saatnya 3 orang yang sudah disebutkan namanya tadi untuk maju kedepan kelas. Kamipun maju kedepan dan ternyata sang Dosen pengen memberikan sesuatu kepada kami bertiga sebagai bentuk ungkapan rasa kasih sayang beliau kepada kami bertiga dan tentu saja kepada kami semua yang ada di kelas.
Saya menyadari bahwa apa yang telah saya dan dua teman lain raih pada hari ini merupakan   prestasi yang diperoleh berkat motivasi dan bantuan semua teman-teman. Sebagai ungkapan rasa bahagia dan terima kasih kepada semua teman-teman, kami bertiga mengajak semua teman-teman untuk “menghabiskan” apa yang tadi diberikan oleh Dosen di kelas. Tidak begitu besar, namun sekecil apapun itu akan menjadi lebih nikmat ketika dirasakan bersama-sama.
Untuk urusan makan-makan, teman-teman di kelas kami???? Jangan tanya lagi, Hehe.....:)

Secara pribadi saya mau menyampaikan bahwa kalian semua adalah sahabat-sahabatku yang tidak akan pernah pernah saya lupakan. Keberhasilan saya hari ini adalah keberhasilan kalian semua. Berkat dukungan kalian semua, saya bisa meraih prestasi ini.

Terima kasih pula buat istriku tersayang yang selalu mendampingi saya hingga saat ini. Yang terus memberiku motovasi untuk belajar. Dan alhamdulillah....istri saya juga meraih prestasi yang sama yang kebetulan ada di kelas lain. :)

Ya Allah.....masukkanlah saya, istriku dan sahabat-sahabatku dalam golongan orang-orang yang selalu bersyukur atas segala nikmat-Mu. Aamiin...
(AF)

Kamis, 19 Februari 2015

Maafkan Aku Sahabat



Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi,
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa
 
Ada sesal di lubuk hati karena......
Terselip khilaf dalam candaku, tergores luka dalam tawaku, terbelit pilu dalam tingkahku, tersinggung rasa dalam bicaraku
Dengan kerendahan hati, aku memohon maaf yang sebesar-besarnya

Yang sekiranya ada sahabatku yang terzholimi 
Akibat kreativitas yang saya curahkan di dunia maya.


Maafkan jika ego ini menguasai hati. Aku hanyalah manusia biasa yang kadang kecewa ketika apa yang terjadi tak sesuai dengan rencana yang kuharapkan.

Sering aku kesal terhadap diriku sendiri mengapa bersikap seperti ini. Saat-saat tertentu aku seperti anak kecil yang mementingkan diri sendiri, ingin dimengerti namun di sisi lain sulit memahami bagaimana kondisimu saat itu. Aku bagai sosok kecil yang bersemanyam dalam bungkus kedewasaan. Kadang hati keruh, jauh dari kejernihan.

Mungkin pernah juga kau lihat raut wajahku yang tampak kesal, sekuat tenaga kusembunyikan, namun tetap nampak dipermukaan.

Ya, sebenarnya aku marah dalam diam, aku kesal dalam lamunan. Kadang terlalu berharap sesuatu kepadamu hingga lupa bahwa, sahabat tetaplah sahabat yang memiliki batas privasi masing-masing yang harus kita maklumi - Ada saat-saat dimana kita saling berbagi suatu pelajaran kehidupan, namun di samping itu ada sesuatu yang tidak bisa kita bagi yang hanya Allah dan diri kita masing-masing yang tahu – itu yang sering aku lupa.

Ah, siapalah aku ini. Aku tak berhak memperlakukanmu seperti ini. Kadang aku tertawa geli dalam sendiri, menyadari betapa konyolnya aku.

Sahabat…, dalam kesal kucoba membasuh muka dalam wudhu berharap akan hilang rasa kesal itu, namun barulah secuil kesal yang hilang larut bersama tetesan air terakhir.

Kubawa lagi decuil kesalku yang lain dalam shalat. Dalam khusyu’ ku memohon kepada Dzat yang Menggenggam jiwa ini, Yang Maha Membolak-balikkan hati berharap rasa ini lebur, hilang dan pergi dari sucinya hati.

Ya Allah, ampuni hamba atas segala dosa. Ampuni hamba yang tak bisa mengendalikan diri, tak bisa memahami bahwa semua yang terjadi atas kehendak-Mu. Aku tak berhak medhaliminya ya Allah.

Ya Allah, berikanlah kelapangan hati, kejernihan pikiran dalam menghadapi segala masalah yang ada. Kumpulkanlah hati-hati ini dalam naungan keagungan cinta-Mu. Ampuni aku dan sahabatku yang bersama-sama berjuang menggapai ridha-Mu.

Alhamdulillah, kesal itu hilang sehabis shalat, lebur dalam doa. Hati lapang, pikiran jernih. Aku merasa lahir kembali. Dalam hati berucap; Maafkan aku sahabat, maaf telah berbuat dhalim kepadamu, semoga Allah mengampuni dosaku juga dosamu.

Tak sabar aku ingin menyampaikan kabar hatiku kepadamu

Minggu, 11 Januari 2015

Renungan dan Doa Di Ulang Tahunku



Menurut Kalender Masehi, hari ini adalah tanggal 10 Januari 2015, bertepatan pula dengan tanggal kelahiranku. Tak terasa hari ini saya genap berusia 35 tahun. Meski tidak ada yang istimewa di hari ulang tahunku, namun pagi ini aku terbangun dengan rasa penuh kesyukuran.
Alhamdulillahirobbil ’alamin, puji dan syukur ku panjatkan kepada-Mu ya Allah, karena sampai saat ini engkau masih memberikanku kesempatan untuk hidup didunia yang indah ini.
Tidak terasa hari demi hari terus berganti, minggu ke minggu terasa singkat sekali,
Bulan pun kian berganti bulan, tahun berganti tahun,
Rabb....singkat sekali rasanya...

Ya Allah, terima kasih untuk jalan yang Engkau lapangkan, dan segala kemudahan yang Engkau berikan.
Ya Rabb, terima kasih untuk pelajaran yang Engkau berikan, bahwa semua akan indah pada waktunya.
Engkau bukakan mataku, bahwa walaupun sering ku rasa pahit dan perih, rancanganmu selalu yang terbaik dan indah.
Ya Rabb..setahun ini aku banyak belajar tentang hidup. Belajar bahwa semua yang ada di dunia ini hanya milik-Mu semata. Semuanya bisa Engkau ambil kapan saja dan Engkau gantikan dengan kehendak-Mu.

Sujud syukurku kepadamu karena sampai saat ini aku masih bisa bersanding bersama orang-orang yang sangat kucintai. Terkadang hidupku penuh dengan kesesatan duniawi, tatkala akupun sering melanggar semua perintahmu dan selalu mengulanginya secara terus menerus baik itu sengaja ataupun itu hanyalah itu ketidak sengajaanku.
Dengan penuh kesadaran aku menyadari bahwa kadang selama ini yang aku lakukan hanyalah mempersulit keadaan orang-orang yang aku cintai dan masih belum bisa membahagiakan mereka, akan tetapi aku yakin bahwa di balik itu semua engkau punya rencana yang amat baik demi menuntunku ke jalan yang engkau ridhai.
Seiring dengan pertambahan usia ku yang 35, terkadang dalam hati selalu merenung kapankah diri ini bisa membuat mereka bahagia? Mereka yang kucintai adalah mereka yang selalu mendukung segala sesuatu yang aku lakukan dan selalu menegurku di saat aku berada di jalan yang salah. Ya allah... satu keinginanku di hari ulang bahagiaku ini adalah agar saya selalu bisa membahagiakan mereka dan selalu dalam jalan yang engkau ridhai.

Satu tekadku adalah ingin menjadi seorang pribadi yang bisa membanggakan semua orang dan tidak mengecewakan mereka untuk kesekian kalinya.
Ucapan terima kasih tak lupa ku sampaikan kepada kedua orangtuaku, walaupun saat ini sudah bisa tidak bersamaku lagi karena mereka telah menghadap kehadirat-Nya. Terima kasih kepada keluarga besarku, sahabat-sahabatku, keluarga kecilku, istriku Kalsum Dato, anak-anakku Rizqyah Forestryani, Dwi Wahyuningsih, Auliani Putri Kumala dan Ainiyah Putri Maritza serta para sahabat blogger lainnya. Tanpa kalian hidup ini terasa mati dan bagaikan kehilangan raga yang sebenarnya.
Ternyata, menjadi orang yang sukses bukan dilihat dari harta yang dimiliki tetapi sukses itu disaaat kita bisa membuat orang yang kita cintai bahagia saat bersama kita.

Sebait Doa Di Hari Ulang Tahunku

Ya Allah,
Ajarkan padaku agar tidak meminta kembali apa yang hilang,
tapi ajarkan padaku untuk percaya bahwa apa yang Engkau berikan adalah yang terbaik.
Kupasrahkan setiap tarikan nafasku, setiap langkahku hanya kepada-Mu sekarang dan selamanya.
Semoga hari ini menjadi sebuah optimisme baru

Ya Allah,
Engkau ciptakan kami dari tiada, menjadi ada
Kemudian Engkau kembalikan kami kepada-Mu
Kehidupan kami berjalan dan berputar
mengiringi dari masa kemasa sesuai dengan kehendak-Mu.

Ya Allah,
Hari ini tiba juga saya di usia ini
Hari di mana saya harus menjadi lebih bijaksana
Hari di mana saya harus menjadi lebih dekat dengan-Mu
Hari di mana saya harus bisa menjadi teladan bagi orang lain

Ya Allah,
Tambahkan usia saya agar hidupku menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain
Tambahkan usiaku agar dapat lebih memandang hidup
Dengan penuh makna dalam kebesaran-Mu

Tambahkanlah usiaku agar dapat membimbing keluargaku dengan sepenuh hati
Untuk selalu tunduk dan berbakti kepada-Mu
Panjangkanlah usiaku agar dapat lebih bersyukur
Atas Nikmat dan rezeki yang Engkau anugerahkan kepadaku

Ya Allah,
Jadikanlah saya menjadi Hamba-Mu yang Khusyu’ dan Tawadhu
Dalam menerima hikmah dan berkah-Mu
Bertambah usia dalam hitunganku
Berkurang pula usiaku dalam hitungan-Mu

Ya Allah,
Terima kasih Engkau telah mengangkatku
Menjadi makhluk dengan derajat yang tinggi diantara mahluk ciptaan-Mu
Terima kasih Engkau telah memberikan cahaya keimanan kepadaku
sehingga saya dapat lebih mengenal-Mu

Ya Allah,
Saya percaya bahwa Engkau akan selalu berikan yang terbaik untuk diriku, keluargaku, orang tuaku dan semua sahabat sejatiku, yang selalu peduli padaku
Hanya pada-Mu lah Saya senantiasa mengabdi dan hanya pada-Mu lah Saya memohon pertolongan.

Ya Allah,
Berikanlah petunjuk kepadaku agar aku selalu menjadi hambamu yang kuat, sabar dan ikhlas dalam menghadapi kehidupan ini,
Tuntunlah diri ini agar selalu menjadi pribadi yang bijaksana dalam menghadapi persoalan di dunia ini.

Ya Allah,
Panjangkanlah usiaku agar aku dapat hidup dan menjadi bermanfaat bagi umat-Mu yang lain.
Jadikanlah aku termasuk ke dalam hamba-Mu yang senantiasa bersyukur terhadap rezeki dan anugrah yang Engkau berikan.

Semoga aku bisa memanfaatkan sisa umurku dengan seoptimal mungkin dengan kebaikan-kebaikan dalam berbagai bentuk.
Rabb... dengan penuh harap aku memohon semoga Engkau meridhoi setiap hembusan nafasku, detakan nadi dan jantungku, desir rasaku, kejapan mataku, langkah kakiku dan setiap tindakan dari setiap komponen penyusun aku dan tubuhku.

Aku sadar hidup ini tidak ada keberkahan tanpa adanya penyesalan dan do’a yang ku panjatkan kepadamu.
Kabulkan do’a hamba-Mu ini Ya Allah..
Aamiin...aamiin...aamiin...Ya Rabbal Alamiin.


 
;