Tak terasa hari ini genap 9 tahun kita membina rumah tangga. Tak terasa pula kita sudah dikarunia 4 orang putri.
Istriku, ijinkan aku untuk menulis ini di hari ulang tahun pernikahan kita. Semoga engkau meluangkan waktu untuk membacanya.
Wahai istriku…, kutulis surat ini dengan rasa cinta dan kasih sayang
kepadamu. Semoga Allah senantiasa menjagamu.
Istriku, ada beberapa hal
yang ingin aku sampaikan aku hanya ingin memberi tahu perasaan ku saat
ini..... mungkin berjuta-juta kata tidak bisa untuk mengungkapkan rasa
kagum ini kepada mu dan banyaknya rasa syukur didalam dada ini, yang
tidak bisa aku utarakan kepada mu.
Betapa beruntungnya diriku
memperoleh dirimu disisiku. Aku sangat malu ketika engkau begitu tulus
melayani dan mendampingi. Engkau adalah perhiasan yang aku miliki dan
maafkan aku jika tidak dapat menjagamu..
Sungguh engkau ibu yang
terbaik bagi anak-anakku dan maafkan aku perlakukan dirimu tidak
sebaik-baiknya, karena aku menyakitimu dengan cintaku....dan engkau
mengerjakan yang seharusnya tidak engkau kerjakan.
Istriku, engkau adalah guru bagi anak anak dalam rumahku sementara kubiarkan engkau kerjakan semua pekerjaan rumah sendiri sebenarnya aku malu tidak dapat membantumu dalam hal ini.
Wahai istriku, ijinkan aku untuk memohon maaf untuk sebuah kewajiban yang harus ku tunaikan sebagai suami namun tidak dapat memenuhinya, sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga, namun aku tak mampu memimpin dengan tegas, begitu takut diriku ketika ditanya tentang kepemimpinanku kelak....,
Wahai istriku,aku telah berusaha menjadi suami yang baik, yang menyayangimu namun maafkan jika diriku telah tergelincir.... Kecenderunganku telah melupakan segalanya...
Aku tidak bisa manjadi seperti seorang suami yang engkau dambakan...ketika aku telah melewatkan malam- malam tanpa shalat malam.
Wahai istriku, maafkan aku selalu menuntut engkau tampil rapih, wangi dihadapan diriku. Sementara perhatianmu lebih mengutamakan kepada putri-putriku, maakan aku jika engkau diperlakukan tidak menyenangkan....
Wahai istriku, maafkan jika engkau melihat dari sikap diriku dan memaksa dirimu mendengarkan hasrat kecenderunganku...itu semata ingin sekali melihat rasa cemburumu sebagai bukti rasa cintamu padaku. Yang dengan itu, aku berusaha menjaga dan mencintaimu, semoga dengan sebab kecemburuanmu menjadi sebab terjaganya diriku,
Wahai istriku, engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga bagi diriku, sosok yang luar biasa dan perkasa, ketaatanmu yang membuat diriku tambah mencintai dirimu.
Wahai istriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu begitu terasa oleh diriku. Wahai istriku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan masukkanmu kedalam surga-Nya.
Istriku, engkau adalah guru bagi anak anak dalam rumahku sementara kubiarkan engkau kerjakan semua pekerjaan rumah sendiri sebenarnya aku malu tidak dapat membantumu dalam hal ini.
Wahai istriku, ijinkan aku untuk memohon maaf untuk sebuah kewajiban yang harus ku tunaikan sebagai suami namun tidak dapat memenuhinya, sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga, namun aku tak mampu memimpin dengan tegas, begitu takut diriku ketika ditanya tentang kepemimpinanku kelak....,
Wahai istriku,aku telah berusaha menjadi suami yang baik, yang menyayangimu namun maafkan jika diriku telah tergelincir.... Kecenderunganku telah melupakan segalanya...
Aku tidak bisa manjadi seperti seorang suami yang engkau dambakan...ketika aku telah melewatkan malam- malam tanpa shalat malam.
Wahai istriku, maafkan aku selalu menuntut engkau tampil rapih, wangi dihadapan diriku. Sementara perhatianmu lebih mengutamakan kepada putri-putriku, maakan aku jika engkau diperlakukan tidak menyenangkan....
Wahai istriku, maafkan jika engkau melihat dari sikap diriku dan memaksa dirimu mendengarkan hasrat kecenderunganku...itu semata ingin sekali melihat rasa cemburumu sebagai bukti rasa cintamu padaku. Yang dengan itu, aku berusaha menjaga dan mencintaimu, semoga dengan sebab kecemburuanmu menjadi sebab terjaganya diriku,
Wahai istriku, engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga bagi diriku, sosok yang luar biasa dan perkasa, ketaatanmu yang membuat diriku tambah mencintai dirimu.
Wahai istriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu begitu terasa oleh diriku. Wahai istriku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan masukkanmu kedalam surga-Nya.
"Wahai istriku, diriku telah keliru, hakmu yang terlalaikan, untuk itu jangan engkau ragu untuk menasehatiku,
Wahai istriku, maafkan aku sebagai suami. Sebenarnya aku ingin mengajarkan perkara agama kepada dirimu, tentang permasalahan tauhid, sholat, puasa dan permasalahan agama yang lainnya, namun pemahaman agamaku sangat lemah, aku tahu hal ini adalah diantara kewajibanku sebagai seorang suami,
Wahai istriku, doakan aku agar selalu melangkahkan kaki ini, mengerahkan tenaga mencari rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku, sebagai tanggung jawab seorang suami untuk menafkahi anak dan dirimu,
Wahai istriku, sesungguhnya diri ingin selalu berusaha bergaul dengan pergaulan yang baik dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan tutur kata yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap yang baik dan menjaga perasaanmu.
Wahai istriku, maafkan aku sebagai suami. Sebenarnya aku ingin mengajarkan perkara agama kepada dirimu, tentang permasalahan tauhid, sholat, puasa dan permasalahan agama yang lainnya, namun pemahaman agamaku sangat lemah, aku tahu hal ini adalah diantara kewajibanku sebagai seorang suami,
Wahai istriku, doakan aku agar selalu melangkahkan kaki ini, mengerahkan tenaga mencari rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku, sebagai tanggung jawab seorang suami untuk menafkahi anak dan dirimu,
Wahai istriku, sesungguhnya diri ingin selalu berusaha bergaul dengan pergaulan yang baik dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan tutur kata yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap yang baik dan menjaga perasaanmu.
Wahai istriku, maafkan suamimu ini jika masih jauh dari hal
itu, dan aku memohon doa agar aku mampu berusaha berbuat yang terbaik
untuk dirimu.
Wahai istriku, sungguh aku berterimakasih engkau telah menyayangi dan merawat ibuku dikala beliau sedang sakit. Engkau mencintai seperti aku mencintainya, engkau berlaku lemah lembut kepadanya, karena itu aku yakin engkau akan disayangnya melebihi kasih sayangku.
Duhai istriku....engkaulah ratu bidadari surgaku.
Wassalam.
Wahai istriku, sungguh aku berterimakasih engkau telah menyayangi dan merawat ibuku dikala beliau sedang sakit. Engkau mencintai seperti aku mencintainya, engkau berlaku lemah lembut kepadanya, karena itu aku yakin engkau akan disayangnya melebihi kasih sayangku.
Duhai istriku....engkaulah ratu bidadari surgaku.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar