Hari ini tanggal 24 Agustus 2013
ternyata merupakan hari terakhir saya bisa bercanda tawa dengan Mamaku
tersayang. Dia telah pergi meninggalkan saya anak semata wayangnya. Lengkap
sudah saya menyandang status anak Yatim Piatu, karena sebelumnya pada 30 tahun
yang lalu, sang Ayah sudah pergi meninggalkan kami semua menghadap
kehadirat-Nya, waktu itu saya masih berumur kurang lebih 3 tahun.
Saya masih ingat betul, sekitar 2
tahun yang lalu pada bulan Agustus 2011, Mama sudah merasakan ada tanda-tanda
penyakit. Namun, saat itu Mama tidak terlalu memperdulikannya dan terus
beraktifitas seperti biasa sebagai seorang penjahit dan sekali-sekali pergi ke
kebun untuk bercocok tanam layaknya seorang petani (memang seorang petani).
6 bulan berselang, rasa perih
yang dirasakan Mama semakin sering muncul apalagi jika sudah kelelahan/kecapean
setelah selesai bekerja seharian. Saat itu pula muncul inisiatif untuk memeriksakan
diri ke Dokter. Rumah Dokter tidak cukup jauh tepatnya di Kota Bau-Bau, hanya
berjarak kurang lebih 15 Km dari rumah. Karena bukan dokter spesialis (hanya
dokter umum), Mama hanya diberikan obat ala kadarnya dan diminta untuk kembali
lagi diperiksa bulan depan.
Sebulan kemudian, Mama kembali
untuk memeriksakan penyakitnya dan Dokter pun memberikan rujukan untuk segera
berkonsultasi dan memeriksakan penyakit di RSUD setempat. Tapi, dari RSUD
setempat hanya memberikan surat rujukan untuk ke RSUD Provinsi yang ada di Kota
Kendari.
Hasil pemeriksaan di RSUD
Kendari, ternyata Mama menderita Kanker yang didiagnoasa telah menderita Kanker
Ganas dan dianjurkan untuk menjalani Kemoterapi. Karena di RSUD Kendari tidak
tersedia fasilitas lengkap untuk Kometerapi, Mama dianjurkan untuk ke RS yang
lebih lengkap di Makassar.
Awal bulan Maret 2012, Mama harus
berangkat ke Makassar setelah sebelumnya harus mengurus segala administrasi
seperti Jamkesmas, Surat Rujukan dll. Pada saat Mama berada di RSU Dr. Wahidin
kurang lebih 1 bulan, saya pun ikut menjaga Mama dan mau gak mau saya harus
ijin dari Kantor tempat saya bekerja. Hasil pemeriksaan Dokter, Mama harus
segera dioperasi dan waktu operasi pun sudah ditetapkan, namun pada akhirnya Mama
pun harus menjalani Kemoterapi terlebih dahulu dan operasi akan dilaksanakan
jika sudah menjalani Kemoterapi minimal 6 kali.
Setelah menjalani kemoterapi,
Mama kembali ke kampung dan saya pun turut mengantarnya, sambil menunggu 3
minggu kemudian untuk kembali menjalani Kemoterapi yang ke-2. Karena Mama sudah
berada di kampung, saya pun pamit ke Mama untuk kembali ke tempat tugas saya di
Larantuka, NTT.
Hari demi hari Mama lalui pasca
Kemoterapi yang pertama, namun ternyata Mama tidak sanggup dengan efek
Kemoterapi yang dideritanya. Terpaksa Mama memutuskan untuk tidak lagi
menjalani Kemoterapi selanjutnya.
Pasca Kemoterapi yang pertama
tersebut, mama terus berjuang melawan penyakitnya dengan berbagai pengobatan
baik medis, tradisional maupun dengan do’a.
Sekitar bulan Mei 2012, saya mencoba
mengajak Mama ke Larantuka, sesuai saran teman-teman di Larantuka untuk membawa
Mama ke beberapa orang yang sudah biasa menyembuhkan penyakit seperti yang Mama
alami.
Bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar