Minggu, 25 Agustus 2013

Akhir Perjuangan Mama Bag. I


Hari ini tanggal 24 Agustus 2013 ternyata merupakan hari terakhir saya bisa bercanda tawa dengan Mamaku tersayang. Dia telah pergi meninggalkan saya anak semata wayangnya. Lengkap sudah saya menyandang status anak Yatim Piatu, karena sebelumnya pada 30 tahun yang lalu, sang Ayah sudah pergi meninggalkan kami semua menghadap kehadirat-Nya, waktu itu saya masih berumur kurang lebih 3 tahun.
Saya masih ingat betul, sekitar 2 tahun yang lalu pada bulan Agustus 2011, Mama sudah merasakan ada tanda-tanda penyakit. Namun, saat itu Mama tidak terlalu memperdulikannya dan terus beraktifitas seperti biasa sebagai seorang penjahit dan sekali-sekali pergi ke kebun untuk bercocok tanam layaknya seorang petani (memang seorang petani).
6 bulan berselang, rasa perih yang dirasakan Mama semakin sering muncul apalagi jika sudah kelelahan/kecapean setelah selesai bekerja seharian. Saat itu pula muncul inisiatif untuk memeriksakan diri ke Dokter. Rumah Dokter tidak cukup jauh tepatnya di Kota Bau-Bau, hanya berjarak kurang lebih 15 Km dari rumah. Karena bukan dokter spesialis (hanya dokter umum), Mama hanya diberikan obat ala kadarnya dan diminta untuk kembali lagi diperiksa bulan depan.
Sebulan kemudian, Mama kembali untuk memeriksakan penyakitnya dan Dokter pun memberikan rujukan untuk segera berkonsultasi dan memeriksakan penyakit di RSUD setempat. Tapi, dari RSUD setempat hanya memberikan surat rujukan untuk ke RSUD Provinsi yang ada di Kota Kendari.
Hasil pemeriksaan di RSUD Kendari, ternyata Mama menderita Kanker yang didiagnoasa telah menderita Kanker Ganas dan dianjurkan untuk menjalani Kemoterapi. Karena di RSUD Kendari tidak tersedia fasilitas lengkap untuk Kometerapi, Mama dianjurkan untuk ke RS yang lebih lengkap di Makassar.
Awal bulan Maret 2012, Mama harus berangkat ke Makassar setelah sebelumnya harus mengurus segala administrasi seperti Jamkesmas, Surat Rujukan dll. Pada saat Mama berada di RSU Dr. Wahidin kurang lebih 1 bulan, saya pun ikut menjaga Mama dan mau gak mau saya harus ijin dari Kantor tempat saya bekerja. Hasil pemeriksaan Dokter, Mama harus segera dioperasi dan waktu operasi pun sudah ditetapkan, namun pada akhirnya Mama pun harus menjalani Kemoterapi terlebih dahulu dan operasi akan dilaksanakan jika sudah menjalani Kemoterapi minimal 6 kali.
Setelah menjalani kemoterapi, Mama kembali ke kampung dan saya pun turut mengantarnya, sambil menunggu 3 minggu kemudian untuk kembali menjalani Kemoterapi yang ke-2. Karena Mama sudah berada di kampung, saya pun pamit ke Mama untuk kembali ke tempat tugas saya di Larantuka, NTT.
Hari demi hari Mama lalui pasca Kemoterapi yang pertama, namun ternyata Mama tidak sanggup dengan efek Kemoterapi yang dideritanya. Terpaksa Mama memutuskan untuk tidak lagi menjalani Kemoterapi selanjutnya.
Pasca Kemoterapi yang pertama tersebut, mama terus berjuang melawan penyakitnya dengan berbagai pengobatan baik medis, tradisional maupun dengan do’a.
Sekitar bulan Mei 2012, saya mencoba mengajak Mama ke Larantuka, sesuai saran teman-teman di Larantuka untuk membawa Mama ke beberapa orang yang sudah biasa menyembuhkan penyakit seperti yang Mama alami.
Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;